SBY # LBY (baca : Le Bay)
SBY # LBY. Saluut Pak SBY.
Bapak memang tepat pada posisi Bapak sebagai Presiden Pilihan Rakyat.
SBY # LBY, walau dalam setiap sikap beliau terkesan lambat dalam mengambil tindakan bagi sebagian besar anggapan orang..."lebay" atau apapun celotteh orang...Namun sebenarnya menurut anggapan saya, bahwa SBY # LBY.
Jadi pemimpin itu tidaklah mudah. Emosional pasti..ya...apalagi karena SBY merupakan basisnya angkatan...itu sudah pasti....
Namun mungkin banyak yang bingung koq SBY kita sepertinmya LBY ya...
Saya sangat tidak setuju...karena beberapa hal mungkin jadi pertimbangan beliau.
Disinilah letak cara SBY melihat setiap permasalahan bukan dari sisi emosional tetapi brotherhoodness, social welfare..
SBY bukan orang yang diktator..Beliau lebih berpikir pada keberlangsungan negara ini dan kesejahteraan masyarakat banyak sekaligus menjaga persaudaraan yang secara historis sudah sangat dekat dan erat.
SBY # LBY, sayangnya SBY tinggal periode ini....Pak SBY, ini tugas yang sangat berat bagi Bapak dan sejarah akan mencatat kesuksesan Bapak terlebih jika berhasil mengatasi permasalahan di dalam negeri terlebih dengan saudara kita negara tetangga Malaysia.
Sukses selalu Pak SBY. 100% SBY # LBY.
Jumat, 27 Agustus 2010
Indonesia vs Malaysia
Indonesia vs Malaysia
Indonesia vs Malaysia merupakan dua negara bertetangga, bersahabat dan serumpun (tyentu banyak lagi paritasnya. Kebersamaan di antara 2 negara ini sudah terwujud jauh dari masa sebelumnya saat masih belum dipisahkan oleh lautan. Tadinya satu, (walaupun hingga kini masih ada sebagian wilayahnya berbatasan di darat seperti di Kalimantan - Serawak, dll.
Indonesia vs Malaysia ibarat pohon bambu sederhananya. disadari bahwa memang penggunaan kata vs (versus) disini kuranglah tepat hanya mengikuti kelaziman saja jika ada dua pihak, atau orang yang lagi kontra..Saya sendiri lebih senang jika Indonesia vs Malaysia diganti dengan Indonesia = Malaysia.
Ya, Indonesia = Malaysia. Berbasis Melayu bahkan dapat dikatakan bahwa Malaysia truly Malay...bukan Indonesia tepatnya. Dari hal ini dapat pula dimengerti bahwa dahulu saudara kita dari Malaysia banyak yang menimba ilmu di Indonesia khususnya di Universitas Sumatera Utara karena ditopang dari dekat secara geografis. Tenaga pendidik di Medan sana terkenal keras karena kualitas peserta didiknya menjadi fokus utama mereka. Angkat kaki ataupun angkat kaki, hormat bendera dari pagi hingga siang jika berbuat kesalahan misalnya saat upacara pengibaran bendera merupakan hal yang lumrah. Posting ini tidak dilandasi kebencian bagi oknum tersebut, sebaliknya hal itu memberikan suatu pendidikan dan pengajaran secara tidak langsung membuat segalanya jadi baik (hanya jika kita mengambil sisi positifnya).
Belakangan ini, hubungan Indonesia = Malaysia sedikit memanas...nas...nas.....sehingga dituntut rasa nasionalisme yang tinggi. Namun bisa saja ada sebagian terjebak dengan sesuatu yang "panas" tersebut. Panas disini saya sebut "hot" (terserah anda mau berpikirnya ke arah mana) tapi yang "hot" itu ternyata sedang jadi trend....
Menilik situasi belakangan ini antara Indonesia = Malaysia, "situasi panas" tersebut sebaiknya jangan ditanggapi secara panas..
Sisi nasionalisme yang tinggi dapat mengenerate emosi bahkan kebencian bisa saja terjadi.
JIkalau kita memiliki pohon bambu, saat ditiup angin cukup kencang,,,pasti akan terjadi gesekan...agar terhindar dari gesekan tersebut, si empunya mungkin akan menebang salah satu dari pohon bambu tersebut.
Tapi, tahukah tuan bambu tersebut sebenarnya telah menceraikan kemesraan antara bambu itu?
Tidakkah lebih baik jika diberi penyyangga antara pohon itu sehingga gesekan bisa diminimalisir bahkan bisa saja tidak ada gesekan lagi, artinya mereka tetap bisa bertatapan dengan mesranya...
Indonesia = Malaysia
Dari posting ini sedianya dapat dipahami bahwa mencara musuh itu bisa dalam sekejap....Namun mencari teman itu cukup sulit.
Para diplomat kita dan para pihak terkait...janganlah terpancing dgn suasana "panas" tersebut..Anda-lah yang bertanggungjawab dan punya andil untuk menjaga hubungan baik dan menciptakannya agar lebih baik serta menjaganya agar tetap langgeng...
BUkan tidak cinta Indonesia...BUkan tidak ada rasa nasionalisme...namun cobalah kita renungkan bahwa memang perbedaan pendapat itu dijamin UUD 1945.
Jangan ciptakan permusuhan, tidakkah lebih baik jika persahabatan itulah yang diciptakan....Peace for All, Say No to War, Though We r ready or Not.
Peace..Peace cause Indonesia = Malaysia, Malaysia = Indonesia.
Indonesia vs Malaysia merupakan dua negara bertetangga, bersahabat dan serumpun (tyentu banyak lagi paritasnya. Kebersamaan di antara 2 negara ini sudah terwujud jauh dari masa sebelumnya saat masih belum dipisahkan oleh lautan. Tadinya satu, (walaupun hingga kini masih ada sebagian wilayahnya berbatasan di darat seperti di Kalimantan - Serawak, dll.
Indonesia vs Malaysia ibarat pohon bambu sederhananya. disadari bahwa memang penggunaan kata vs (versus) disini kuranglah tepat hanya mengikuti kelaziman saja jika ada dua pihak, atau orang yang lagi kontra..Saya sendiri lebih senang jika Indonesia vs Malaysia diganti dengan Indonesia = Malaysia.
Ya, Indonesia = Malaysia. Berbasis Melayu bahkan dapat dikatakan bahwa Malaysia truly Malay...bukan Indonesia tepatnya. Dari hal ini dapat pula dimengerti bahwa dahulu saudara kita dari Malaysia banyak yang menimba ilmu di Indonesia khususnya di Universitas Sumatera Utara karena ditopang dari dekat secara geografis. Tenaga pendidik di Medan sana terkenal keras karena kualitas peserta didiknya menjadi fokus utama mereka. Angkat kaki ataupun angkat kaki, hormat bendera dari pagi hingga siang jika berbuat kesalahan misalnya saat upacara pengibaran bendera merupakan hal yang lumrah. Posting ini tidak dilandasi kebencian bagi oknum tersebut, sebaliknya hal itu memberikan suatu pendidikan dan pengajaran secara tidak langsung membuat segalanya jadi baik (hanya jika kita mengambil sisi positifnya).
Belakangan ini, hubungan Indonesia = Malaysia sedikit memanas...nas...nas.....sehingga dituntut rasa nasionalisme yang tinggi. Namun bisa saja ada sebagian terjebak dengan sesuatu yang "panas" tersebut. Panas disini saya sebut "hot" (terserah anda mau berpikirnya ke arah mana) tapi yang "hot" itu ternyata sedang jadi trend....
Menilik situasi belakangan ini antara Indonesia = Malaysia, "situasi panas" tersebut sebaiknya jangan ditanggapi secara panas..
Sisi nasionalisme yang tinggi dapat mengenerate emosi bahkan kebencian bisa saja terjadi.
JIkalau kita memiliki pohon bambu, saat ditiup angin cukup kencang,,,pasti akan terjadi gesekan...agar terhindar dari gesekan tersebut, si empunya mungkin akan menebang salah satu dari pohon bambu tersebut.
Tapi, tahukah tuan bambu tersebut sebenarnya telah menceraikan kemesraan antara bambu itu?
Tidakkah lebih baik jika diberi penyyangga antara pohon itu sehingga gesekan bisa diminimalisir bahkan bisa saja tidak ada gesekan lagi, artinya mereka tetap bisa bertatapan dengan mesranya...
Indonesia = Malaysia
Dari posting ini sedianya dapat dipahami bahwa mencara musuh itu bisa dalam sekejap....Namun mencari teman itu cukup sulit.
Para diplomat kita dan para pihak terkait...janganlah terpancing dgn suasana "panas" tersebut..Anda-lah yang bertanggungjawab dan punya andil untuk menjaga hubungan baik dan menciptakannya agar lebih baik serta menjaganya agar tetap langgeng...
BUkan tidak cinta Indonesia...BUkan tidak ada rasa nasionalisme...namun cobalah kita renungkan bahwa memang perbedaan pendapat itu dijamin UUD 1945.
Jangan ciptakan permusuhan, tidakkah lebih baik jika persahabatan itulah yang diciptakan....Peace for All, Say No to War, Though We r ready or Not.
Peace..Peace cause Indonesia = Malaysia, Malaysia = Indonesia.
Indonesia vs Malaysia
Indonesia vs Malaysia
Indonesia vs Malaysia merupakan dua negara bertetangga, bersahabat dan serumpun (tyentu banyak lagi
Indonesia vs Malaysia merupakan dua negara bertetangga, bersahabat dan serumpun (tyentu banyak lagi
Minggu, 15 Agustus 2010
Independence Day of RI
Dirgahayu RI ke-65....Jayalah Negeriku...
Rakyat Indonesia pada Dirgahayu ke -50 sangat berharap akan Indonesia yang lebih makmur, sejahtera....
Benar, bahkan pada Dirgahayu RI ke-65 ini bahwa apa yang telah diamanatkan dalam Undang-Undang Dasar dan 3 Pilar lainnya dapat disimpulkan MASIH jauh dari harapan para pendiri Bangsa ini.
Tugas mulia diamanatkan dipundak para aparatur dan masyarakat Indonesia pada umumnya...
Tapi,,,Indonesia-ku masih begini saja...Ada Apa Denganmu.....
Sudah merasa Merdeka?
Merdeka yang bagaimana?
Contoh sederhana saja....
sila ke 2 sudahkah terlaksana?
Saya berpendapat "Belum",
Sila ke 3 ttg persatuan Indonesia? Sudah belum???
Satu Nusa, Satu Bangsa dan Satu Bahasa?
Bahasa yang mana?
sejak nongkrong di bangku sekolahan bahkan ke jenjang Perguruan Tinggi...semua ini laksana dendang usang yang hanya diwajibkan...maklum tuntutan dan disain kurikulum pendidikan kita masih sifatnya Otoriter...
Lupa ya...kalau para anak didik itu ibarat penumpang angkot yang harus kita penuhi apa keinginannya?
Coba kita tilik dari sebagian pasal dalam UUD 1945...
"Fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh Negara"
Benar tidak pada kenyataannya?
Nol besar....yang ada adalah pemerintah melalui aturan-aturannya membuat lembaga khusus untuk menangkap para anak=anak terlantar.
Orang tua selalu dikambiingputihkan oleh pihak-pihak berwajib...
Bagaimana orang tua bisa menghidupi anak-anaknya jika mereka tidak punya pekerjaan dan penghidupan yang layak.........
Social Walfare di Negara Belanda misalnya...benar2 sampai ke masyarakat...dan disana para aparat dan para anggota dewan "kamers"-nya jarang ada yang perut buncit...
Bandingkan dengan yang ada di indonesia...
Mungkin kurang olah raga kali ya....karena sibuk ngurusin kantong yang selalu bolong...hahahahahah...
Pendidikan Gratis?
Hahahah...ibarat merindukan bulan...impossible...
jangankan gratis..sekolah-sekolah negeri saja masih sangat angkuh dengan status negerinya.....mahal sudah pasti.....memang ayah saya selalu berkata bahwwa pendidikan itu mahal....tapi bukan biayanya yang harus mahal...melainkan ilmu yang telah kita dapat itulah yang mahal....
Oke...
Kemarin ada kegiatan di Monas terkait kebebasan beragama....
Sudahkan dijamin oleh negara?
Tidakkah para ulama, pendeta dan yang lainnya cukup berperan dalam memprioritaskan Kasih, Sukacita, Iman dan Pengharapan bagi umatnya?
Koq masih suka untuk bertindak sendiri ya....dimana letak rasa kemanusiaan itu?
Anak-anak terlantar kian hari kian banyak...(habisnya sih cari pekerjaan susah..)
Ibarat kata...satu jam mengamen bisa dapat 50 rebu rupiah....kerja di kantor?...heheheheh habis diongkos.....
Apalagi nih habis lebaran...ntar tunggu aja penduduk Jakarta akan bertambah secara drastis...magnetnya kota Jakarta...
;;;;;(2 b continued...)
Rakyat Indonesia pada Dirgahayu ke -50 sangat berharap akan Indonesia yang lebih makmur, sejahtera....
Benar, bahkan pada Dirgahayu RI ke-65 ini bahwa apa yang telah diamanatkan dalam Undang-Undang Dasar dan 3 Pilar lainnya dapat disimpulkan MASIH jauh dari harapan para pendiri Bangsa ini.
Tugas mulia diamanatkan dipundak para aparatur dan masyarakat Indonesia pada umumnya...
Tapi,,,Indonesia-ku masih begini saja...Ada Apa Denganmu.....
Sudah merasa Merdeka?
Merdeka yang bagaimana?
Contoh sederhana saja....
sila ke 2 sudahkah terlaksana?
Saya berpendapat "Belum",
Sila ke 3 ttg persatuan Indonesia? Sudah belum???
Satu Nusa, Satu Bangsa dan Satu Bahasa?
Bahasa yang mana?
sejak nongkrong di bangku sekolahan bahkan ke jenjang Perguruan Tinggi...semua ini laksana dendang usang yang hanya diwajibkan...maklum tuntutan dan disain kurikulum pendidikan kita masih sifatnya Otoriter...
Lupa ya...kalau para anak didik itu ibarat penumpang angkot yang harus kita penuhi apa keinginannya?
Coba kita tilik dari sebagian pasal dalam UUD 1945...
"Fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh Negara"
Benar tidak pada kenyataannya?
Nol besar....yang ada adalah pemerintah melalui aturan-aturannya membuat lembaga khusus untuk menangkap para anak=anak terlantar.
Orang tua selalu dikambiingputihkan oleh pihak-pihak berwajib...
Bagaimana orang tua bisa menghidupi anak-anaknya jika mereka tidak punya pekerjaan dan penghidupan yang layak.........
Social Walfare di Negara Belanda misalnya...benar2 sampai ke masyarakat...dan disana para aparat dan para anggota dewan "kamers"-nya jarang ada yang perut buncit...
Bandingkan dengan yang ada di indonesia...
Mungkin kurang olah raga kali ya....karena sibuk ngurusin kantong yang selalu bolong...hahahahahah...
Pendidikan Gratis?
Hahahah...ibarat merindukan bulan...impossible...
jangankan gratis..sekolah-sekolah negeri saja masih sangat angkuh dengan status negerinya.....mahal sudah pasti.....memang ayah saya selalu berkata bahwwa pendidikan itu mahal....tapi bukan biayanya yang harus mahal...melainkan ilmu yang telah kita dapat itulah yang mahal....
Oke...
Kemarin ada kegiatan di Monas terkait kebebasan beragama....
Sudahkan dijamin oleh negara?
Tidakkah para ulama, pendeta dan yang lainnya cukup berperan dalam memprioritaskan Kasih, Sukacita, Iman dan Pengharapan bagi umatnya?
Koq masih suka untuk bertindak sendiri ya....dimana letak rasa kemanusiaan itu?
Anak-anak terlantar kian hari kian banyak...(habisnya sih cari pekerjaan susah..)
Ibarat kata...satu jam mengamen bisa dapat 50 rebu rupiah....kerja di kantor?...heheheheh habis diongkos.....
Apalagi nih habis lebaran...ntar tunggu aja penduduk Jakarta akan bertambah secara drastis...magnetnya kota Jakarta...
;;;;;(2 b continued...)
Langganan:
Postingan (Atom)